Memiliki kendaraan seperti mobil untuk menunjang aktivitas sehari-hari membutuhkan perawatan khusus agar kondisinya tetap baik.
Salah satu perawatan kendaraan yang penting adalah penggantian oli. Oli memiliki fungsi utama sebagai pelumas mesin.
Mobil akan cepat panas dan mudah rusak jika tidak ada oli. Sehingga, penggantian oli dengan rutin dan kurun waktu yang sudah ditentukan sangat penting agar kualitas oli selalu dalam keadaan baik.
Baca juga: Oli Mesin Diesel Terbaik
Produk oli yang ada di pasaran sangat banyak dan memiliki jenis kekentalan oli mesin mobil yang beragam.
Alasannya karena para produsen terus berlomba-lomba untuk menyediakan produk yang bisa menarik minat konsumen.
Di sisi lain, semakin banyak pilihan yang ada maka akan semakin bingung produk oli mana yang harus dipilih dan produk oli yang mana yang pas berdasarkan kekentalan oli motor yang Anda butuhkan.
Tingkat kekentalan atau SAE pada setiap produk oli mesin sangat beragam. Maka, dibutuhkan pengetahuan dan wawasan khusus sebelum membeli oli yang dibutuhkan kendaraan Anda.
Penggunaan jenis oli juga harus menyesuaikan pada beberapa hal, salah satunya spesifikasi kendaraan. Kekentalan oli motor atau tingkat encernya dapat dilihat dari kode SAE.
Tingkat kekentalan oli mesin mobil akan semakin besar apabila semakin besar angka yang terdapat pada produk oli tersebut.
Sebagai contoh, kekentalan oli untuk mobil tua seperti mobil tahun 2000 ke bawah, maka disarankan untuk menggunakan SAE 10W-40 atau SAE 20W-50.
Tingkat kekentalan oli mesin mobil tersebut lebih kental dibandingkan oli dengan SAE angka kecil.
Jika sudah terlanjur memakai jenis oli yang tidak sesuai sampai terjadi penguapan, maka sebaiknya segera ganti dengan jenis oli yang tepat.
Hal ini bertujuan agar volume oli di ruang mesin kembali ke jumlah yang normal.
Daftar Isi
Tingkat Kekentalan Oli
Tingkat kekentalan minyak pelumas yang digunakan untuk mesin umumnya adalah berdasarkan SAE dibagi menjadi tiga seperti encer, sedang dan kental.
Tingkat kekentalan oli pelumas pada suhu tinggi atau rendah terdapat pada angka di belakang SAE.
Di bawah ini adalah kode SAE yang biasanya digunakan pada oli pelumas :
SAE 20W-50
Kode ini memiliki arti bahwa oli bisa mengubah kekentalannya sesuai temperatur yaitu 20W (winter) di suhu dingin dan saat temperatur tinggi, tingkat kekentalannya akan berubah menjadi SAE 50.
Oli yang memiliki kode ini masih bisa mengalir (tidak membeku) meskipun temperatur drop sampai -20º C dan ketika suhu naik sampai 100º C, oli jenis ini bisa mempertahankan tingkat kekentalannya.
SAE 15W40
Kode ini artinya oli memiliki sifat seperti SAE 15W pada suhu rendah dan menjadi SAE 40 pada suhu tinggi.
Oli ini memiliki karakteristik bisa tetap mengalir di suhu minus 25º C serta bertahan di tingkat kekentalan 12,5 cSt-16,3 cSt di suhu 100º C.
SAE 10W30
Oli dengan kode ini mempunyai sifat dapat tetap mengalir di suhu -30º C, tetapi di suhu tinggi tingkat kekentalannya hanya berkisar antara 9,3 cSt hingga 12,5 cSt.
Kode dan angka SAE pada produk oli memiliki hubungan yang erat dan sangat berkaitan karena angka tersebut menunjukkan karakteristik kinerja oli di suhu rendah dan tinggi.
Jenis Kekentalan Oli Mesin Mobil
1. Oli Mesin
Oli mesin dipakai sebagai pelumas mesin pada mobil. Selain itu, oli mesin juga memiliki fungsi untuk mengurangi gesekan serta mendinginkan mesin.
Berikut tiga jenis oli mesin :
Oli mineral.
Oli mineral berasal dari perut bumi dan memiliki harga terjangkau. Oli mineral ini sangat cocok untuk mesin kerja berat seperti diesel.
Oli semi sintetis.
Oli semi sintetis terbuat dari bahan alami dan sudah dicampur dengan bahan additive serta viscosity index. Oli semi sintetis sangat cocok dipakai untuk mesin sedang seperti mobil penumpang.
Oli sintetis.
Oli sintetis terbuat dari bahan buatan sehingga kualitas dan karakternya dapat diatur sesuai keinginan. Tetapi, oli jenis ini mempunyai harga yang mahal dan biasanya dipakai untuk mobil modern seperti mobil sport.
Penggantian oli mesin sebaiknya dilakukan jika sudah mencapai jarak antara 5.000 hingga 10.000 km agar tetap dalam kondisi baik.
2. Oli Transmisi
Oli transmisi sesuai namanya berada di sistem transmisi. Oli jenis ini memiliki fungsi agar proses ganti gigi dapat berlangsung dengan lancar dan mudah.
Oli jenis ini berbeda penggunaannya antara mobil matic dan manual. Bahan yang digunakan pada oli manual merupakan bahan alami dengan kekentalan diatas SAE 40.
Sedangkan, Automatic Transmission Fluid (ATF) merupakan jenis oli yang digunakan oleh mobil matic.
Sebaiknya oli transmisi pada mobil manual diganti ketika jarak 10.000 km telah tercapai.
Sedangkan penggantian oli transmisi dilakukan saat mencapai 20.000 pada mobil matic.
3. Oli Gardan
Oli gardan memiliki fungsi utama untuk menghubungkan transmisi ke gardan supaya lancar.
Saat mobil berjalan dan terdengar dengung, maka artinya oli gardan berkurang dan berubah encer.
Sehingga, ganti oli gardan saat sudah mencapai kilometer 10.000 atau bersamaan dengan penggantian oli transmisi supaya kondisinya tetap terjaga dengan baik.
4. Oli Rem
Minyak rem adalah sebutan lain dari oli rem. Fungsinya yakni untuk menyalurkan tenaga tekan pada pedal ke kapiler rem. Oli rem terbuat dari bahan sintetis dan memiliki tingkat kekentalan yang rendah.
Jika warna oli mengalami perubahan maka penggantian oli rem harus dilakukan. Selain itu, penggantian juga bisa dilakukan saat sudah mencapai jarak tempuh kurang lebih 30.000 kilometer.
5. Oli Power Steering
Oli power steering memiliki manfaat untuk memudahkan saat mengemudi mobil sehingga tidak kesulitan saat memegang kemudi.
Warna oli power steering yang normal yaitu sedikit merah muda dan oranye. Saat warnanya sudah berubah menjadi coklat atau hitam, maka sebaiknya segera bawa ke bengkel karena mungkin terjadi kontaminasi.
Cara Menentukan Oli Mesin yang Baik Untuk Kendaraan :
1. Cek spesifikasi kendaraan
Mengetahui dengan detail spesifikasi kendaraan sangat penting salah satunya untuk menentukan jenis oli apa yang dibutuhkan apalagi tingkat kekentalan oli untuk mobil tua tentu berbeda dengan mobil keluaran terbaru.
Silahkan lihat pada buku manual kendaraan untuk mengetahui spesifikasi yang cocok dan bagaimana penggunaan pelumas mesin yang sesuai.
Jenis dan spesifikasi pelumas mesin standar rekomendasi pabrik yang baik tersedia di buku manual kendaraan baik kode API Service dan juga standar minimal SAE.
2. Memperhatikan API Service yang dipilih
API (American Petroleum Institute) adalah sebuah institusi yang mengatur penetapan kualitas tingkat kemampuan oli untuk menjaga performa mesin.
Klasifikasi dari kualitas oli mesin sudah dilakukan dari segi jenis mesin, masa pakai dan teknologi yang dipakai pada mesin, dll.
Kode API service harus diperhatikan saat memilih pelumas mesin untuk mobil. Jika tidak sesuai maka ketahanan mesin akan kurang baik.
Kode yang diawali dengan huruf “S” digunakan pada oli untuk mesin dengan bahan bakar bensin seperti SL, SJ, SN, dan SM.
Kode yang diawali dengan huruf “C” digunakan untuk oli mesin diesel seperti CG, CD dan CF.
Maka jika mobil menggunakan bahan bakar bensin, maka kekentalan oli mesin mobil atau produk oli yang digunakan adalah yang berkode API service “S” dan untuk kendaraan dengan bahan bakar diesel menggunakan API service “C”.
3. Memperhatikan kode SAE oli yang dipilih
SAE adalah indeks kekentalan cairan yang ada di oli mesin. SAE adalah singkatan dari Society of Automotive Engineers (SAE) yang mana merupakan badan internasional yang menetapkan indeks kekentalan oli secara internasional.
Tingkat kekentalan oli sudah diklasifikasi berdasarkan sistem numerik yang ditetapkan untuk mengetahui tingkat kekentalan pelumas bensin berdasarkan suhu yang sudah ditetapkan. SAE ada yang berupa Single grade dan Multi grade.